Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Dear Diary

Hai apa kabar?   Aku harap kamu bahagia dengan pilihanmu sekarang Aku Pamit  Aku menyerah bukan karena lelah berjuang bukan karena bosan bertahan  Tapi aku punya hati untuk diselamatkan Karena sekarang aku mulai sadar ada banyak hal yang memang tak bisa dipaksakan Ternyata jatuh cinta sendirian hanya membuatku kewalahan Itulah kenapa aku memilih untuk berhenti mengejar Dari caramu mengabaikan aku sadar itulah salah satu bentuk penolaka yang tidak langsung diutarakan dengan lisan Aku terlalu menaruh harap lebih padamu, tapi kenyataan yang sudah kau berikan membuatku ingin hilang ingatan akan semua kenangan itu Maaf aku pernah menyakitimu tapi pembalasan yang kau berikan ternyata lebih kejam Kamu lebih memilih orang lain yang baru saja kau kenal daripada mempertahankan komitmen yang sudah kita bangun dari awal Aku tak pernah menyalahkan perempuan itu karena aku tahu kalau kau sendiri tak membuka pintu ia juga tak akan pernah mengetuk pintumu dan masuk dal...

Patah

Masih jelas dalam ingatan rasanya bangun dengan mata sembab dan pikiran yang kacau. Memilih sendiri dalam ruang yang kedap dan menutup diri. Harus ikut tertawa dengan obrolan yang ringan bersama teman agar nampak 'baik baik saja' meski rasanya hati hancur. Ada perasaan yang berat dan dada sering terasa sesak. Patah Kecewa Dan Hilang Harap Kala itu di penghujung tahun 2019 masih terekam jelas dalam memori di bawah rintik hujan hujan dengan kursi yang basah dilumuri air berguguran jatuh dengan perlahan, kau dan aku duduk berdua, saling bersua kemudian bertukar cerita .. Disaksikan burung dara kau mengucap ikrar janji mengungkap rasa membuatku menari diatas angan, hingga akhirnya ketika aku sudah terlalu dalam mencintaimu kau tega melepas genggamanmu. Sampai aku tak habis pikir keputusan yang kau ambil dengan mudahnya untuk melepaskanku. Sekarang siapa yang jahat dihubungan ini aku, kamu atau harapan yang kutanggung sendiri? Dan sekarang aku tau kau hanya Singgah namun Tak...